Tuesday, July 5, 2011

Kandungan dan Kekuatan dari Jaring Laba-Laba







Quote:
Jika di rumah agan ada sarang laba2, coba perhatiin dgn seksama dh gan. Secara kasat mata tu sarang trbuat dri Benang tipis. Namun, jangan remehin kekuatan Dahsyatnya gan
Iseng2, coba deh agan deketin jari agan ke salah satu benang pembentuk sarang laba-laba. Trus coba putusin benangnya.
Tu benang gabakal putus gan , tapi justru membelit jari tangan kita.
Kekuatan benang itu baru terlihat kalo ada lalat/serangga yg terbang hendak menerjang.
Meski kecil, kecepatan terbang serangga itu tak bisa dibilang lambat.
Namun, loloskah serangga itu?
Bisa dijamin lalat atau serangga itu tak akan lolos dari jerat sarang laba-laba. Padahal, kalo dihitung dengan rumus momentum, beban yang diterima sarang itu pastilah tidak kecil.



Para ilmuwan sudah mengakui kekuatan jaring laba2.
Benangnya 5 kali lebih kuat dari serat baja dengan ketebalan yang sama. Padahal, baja termasuk material paling kuat yang tersedia bagi manusia. Selain itu, benang laba2 memiliki gaya tegang 150.000 kg/m2.
Jika ada seutas tali berdiameter 30 cm terbuat dari benang laba-laba, maka ia akan mampu menahan beban 150 mobil!



Jaring Laba2 terbuat dari molekul berbentuk Serat, yang tersusun dari residu asam animo glisin 42%, alanin 25% dan 33% sisanya glutamin,serin, dan triosin.
Analisi Resonansi Magnetik Serat terhadap jaring laba-laba yang mengandung 40% alanin menunjukan suatu struktur yang terorganisir sangat rapi seperti kristal. Jaring laba-laba ternyata tahan air dan memiliki kekuatan 5 kali lebih besar dari baja dengan ukuran yang sama, dan 2 kali lebih lentur dari pada serat nilon. Begitu kuatnya jaring laba-laba ini, sehingga dimungkinkan untuk menjadi Bahan tekstil Anti Peluru, Penguat Material Komposit untuk selubung Peralatan Elektronik, Body Mobil, dan Bahan Pesawat Terbang.



Kekuatan benang laba-laba merupakan teka-teki yang menarik untuk dipecahkan.
Dalam Proceeding The National Academy of Science Amerika Serikat yang dipublikasikan Juni 2002 diungkapkan, pihak Angkatan Darat Amerika Serikat (AD AS) bekerja sama dengan para peneliti dari Universitas California Santa Barbara.
Ilmuwan sendiri sudah mulai menggunakan benang laba-laba sebagai model untuk membuat kevlar, yakni bahan pembuatan jaket antipeluru.
Peluru mempunyai kecepatan 150 m/detik dan dapat merobek sebagian besar benda yang dikenainya kecuali barang yang terbuat dari kevlar. Namun, benang laba-laba yang lebih tipis dari selembar rambut manusia dan lebih ringan dari kapas ini justru 10 kali lipat lebih kuat daripada kevlar.


Spoiler for Cara Laba2 Membangun Sarang:
Quote:
Ketika laba-laba membangun jaringnya, sebuah keajaiban nyata terjadi.

Mula-mula laba-laba melempar benang yang dipintalnya ke udara. Aliran udara akan membawa benang itu ke tempat tertentu sebagai tempelan benang. Setelah itu pekerjaan konstruksi jaring-jaring laba-laba pun dimulai. Sebuah jaring dapat dianyam selama satu jam atau lebih.

Ada dua benang yang membentuk jaring laba-laba. Yaitu benang yang lengket dan tidak lengket. Mula-mula laba-laba akan menarik benang yang kuat dan tegang dari titik pusat ke arah luar untuk mempersiapkan kerangka jaringnya dengan banyak jari-jari.

Kemudian ditambahkan pula benang pijakan yang digunakan sewaktu memintal benang spiral. Untuk membuat benang spiral, ia menggunakan benang yang kendur dan lengket. Saat memintal benang spiral, laba-laba membuat pijakan. Pembuatan jaring-jaring akan selesai setelah benang spiral mendekati bagian tengah.

Laba-laba sangat tergantung pada jaring-jaring yang dibuatnya. Selain berfungsi sebagai perangkap mangsa, jaring-jaring itu digunakan untuk tempat berkembang biak. Dengan jaring-jaringnya, laba-laba dapat memangsa serangga yang terbang walaupun ia sendiri tidak bisa terbang. Laba-laba membungkus telurnya dalam kepompong yang terbuat dari pintalan benang-benang untuk melindunginya dari bahaya.

Laba-laba yang tidak memintal jaring menggunakan benang-benang untuk menempeli sarang persembunyian dan lorong-lorongnya. Benang-benang itu dibentangkan untuk mencegah agar tidak tertiup angin. Bentangan ini juga berfungsi untuk jalan bagi laba-laba jantan menuju laba-laba betina. Dengan begitu, benang-benang ini memiliki peran penting dalam ritual percumbuan dan perkimpoian. Kebanyakan laba-laba jantan akan membuat semacam permadani sutra kecil untuk menyimpan sperma mereka.

Penelitian terhadap jaring laba-laba masih terus dilakukan untuk mendapatkan jawaban atas teka-teki alam ini. Sedikit demi sedikit misteri kekuatan jaring laba-laba mulai terkuak. Suatu saat, bila kita dapat membuat jalinan sutera sekuat benang laba-laba, maka kita bisa menciptakan alat berkekuatan luar biasa.



Saturday, July 2, 2011

TIPS UNTUK MENJADI LEBIH DEWASA

Menjadi dewasa, adalah proses aksiomatik yang terjadi pada setiap diri manusia normal. Karena, bila proses itu tidak berjalan demikian, itu berarti ada yang tidak normal dalam diri manusia itu.
Menjadi dewasa, adalah juga suatu keputusan yang penuh tanggung jawab dan konsekuensi. Karena, setiap orang dewasa akan selalu bertanggung jawab penuh akan apa yang dikerjakannya, dan memahami betul bahwa setiap perbuatan akan ada konsekuensi logisnya.
Menjadi dewasa, adalah juga suatu pilihan dalam menyikapi segala ujian kehidupan. Karena, betapa banyak manusia yang memilih cara kekanak-kanakan dalam menyelesaikan urusan atau masalah kehidupannya, berjiwa kerdil, lari dari tanggung jawab, tidak menerima kenyataan, dan lain sebagainya, itulah diantara sifat yang menunjukan ketidak-dewasaan seseorang. Termasuk didalamnya bagaimana berprilaku, dan berinteraksi kepada sesama manusia.
Untuk menjadi dewasa, seseorang harus memperhatikan beberapa hal yang menjadi tolak ukur apakah orang tersebut telah menjadi dewasa, atau belum. Diantara faktor-faktor itu adalah:
  1. Kematangan berfikir: Seorang yang dewasa, tahu bagaimana harus berfikir sebelum bertindak (berbuat). Ia tahu betul pentingnya perencanaan sebelum melakukan suatu hal, dan evaluasi setelah melakukannya; tidak serta merta, dan tidak “grabak-grubuk”. Seorang yang dewasa dapat berpikir logis, dan kritis.
  2. Kedewasaan emosional: Seorang yang dewasa, dapat memahami dan mengendalikan gejolak emosinya. Justru itulah yang membedakannya dengan seorang anak kecil, yang tidak tahu mengapa ia emosi dan bagaimana mengendalikannya. Ia mampu menyalurkan dan menempatkan emosinya pada sesuatu yang benar, tidak salah kaprah.
  3. Kecerdasan ruhaniyah: Seorang yang dewasa, memiliki jiwa yang tenang; dalam arti tidak ada kegundahan yang menyebabkan jiwanya labil. Kecerdasan ruhaniyah adalah kemampuan ruhani untuk meyakini dan memahami, bahwa ketenangan sejati itu bersumber dari yang Maha Menenangkan. Ruhani yang cerdas, mampu mengetahui betul bahwa banyak keterbatasan yang ia miliki, sehingga ia dapat menempatkan diri di hadapan Sang Penciptanya, mengetahui hak-Nya, dan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab dan keikhlashan.
  4. Kepekaan sosial: Seorang yang dewasa, akan melihat dirinya adalah bagian dari masyarakat. Suatu komunitas hierarki yang majemuk. Kepekaan hati terhadap masalah dan kondisi sosial realita, akan mampu menumbuh-kembangkan rasa empati, yang menepis jauh-jauh rasa egois dalam berbuat suatu hal. Seorang yang dewasa akan sangat peka, bahwa apa yang dia berikan hari ini kepada orang lain, suatu saat akan dia terima dari orang lain.
Penjelasan diatas jelas belum cukup. Itu semua hanya permukaan saja. Masih banyak aspek yang dapat dikaji lebih dalam lagi, dari suatu sikap dan sifat yang menunjukan kedewasaan seseorang.
Namun, setidaknya, ada yang perlu diingat disini, bahwa menjadi dewasa itu tidaklah sulit, dan bukan hal yang menakutkan. Untuk menjadi dewasa hanya dibutuhkan pengalaman, dan kemampuan mengambil hikmah dari pengalaman itu tentunya. Sementara pengalaman itu, bergantung pada waktu. Itu berarti, sudah seharusnya seorang yang semakin tua, semakin banyak pula hikmah dan ibroh dari pengalaman yang ia miliki dalam hidupnya. Itu sudah cukup membuatnya menjadi lebih bijak dalam menjalani hidup. Dan sifat bijak adalah milik orang-orang yang dewasa. Maka, belajarlah untuk menjadi seperti itu…
Setelah pengalaman, ada satu lagi yang penting, yaitu: Keluasan pergaulan. Untuk mengambil makna dari luasnya pergaulan, sangat bergantung pada: dengan siapa kita bergaul, dan apa yang bisa kita dapat perbuat dalam pergaulan tersebut (kebaikan tentunya).